SIMASBOLA – Bek Chelsea Wesley Fofana mengatakan “kebodohan dan kekejaman tidak bisa lagi disembunyikan” dan
bahwa sudah “waktunya untuk berubah” setelah mengalami pelecehan rasial di media sosial.
Pada hari Senin, Fofana, 24 tahun, membagikan tangkapan layar dari enam pesan rasis yang dikirim
kepadanya melalui Instagram story setelah kekalahan Chelsea 1-0 oleh Arsenal di Liga Premier pada hari Minggu.
Arsenal merasa Fofana beruntung bisa tetap berada di lapangan setelah melakukan beberapa pelanggaran di Stadion Emirates.
“2025, kebodohan dan kekejaman tidak bisa lagi disembunyikan. Ini bukan hanya sepak bola; ini bukan
hanya ‘permainan’ ketika beberapa orang percaya bahwa warna kulit mereka membuat mereka lebih unggul dari yang lain,” tulisnya di Instagram pada hari Senin.
Baca Juga : Messi tak masuk dalam kualifikasi Piala Dunia Argentina berikutnya
“Sudah waktunya untuk berubah, platform untuk mengambil tindakan, dan semua orang untuk bertanggung jawab.”
Chelsea mengutuk pelecehan tersebut pada hari Senin dengan sebuah pernyataan yang berbunyi: “Klub
Sepak Bola Chelsea terkejut dan muak dengan meningkatnya pelecehan rasial daring terhadap pemain kami,” demikian bunyi pernyataan dari Chelsea.
“Pelecehan yang dialami Wes Fofana setelah pertandingan kemarin sangat menjijikkan dan tidak akan ditoleransi.
“Wes dan semua pemain kami mendapat dukungan penuh dari kami. Kami akan bekerja sama dengan pihak berwenang terkait untuk mengidentifikasi para pelaku dan mengambil tindakan sekuat mungkin.”
Chelsea akan menghubungi Instagram terkait unggahan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Liga Primer mengatakan bahwa mereka “terkejut” dengan pelecehan tersebut dan menawarkan dukungannya kepada Fofana dan Chelsea.
“Kami bekerja sama dengan platform media sosial dan pihak berwenang untuk memastikan setiap
individu yang terbukti bersalah atas pelecehan menghadapi konsekuensi sekuat mungkin,” bunyi pernyataan tersebut.
“Sepak bola adalah untuk semua orang dan tidak ada tempat untuk diskriminasi dalam permainan kami, atau masyarakat yang lebih luas.”
Pelecehan daring terhadap bek Prancis tersebut menyusul kasus-kasus terkini yang melibatkan Calvin
Bassey dari Fulham, gelandang Everton Abdoulaye Doucoure, bek Inggris Kyle Walker, Joe Willock dari Newcastle United, dan Khadija Shaw dari Manchester City.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan BBC Sport, Samuel Okafor, kepala eksekutif badan
antidiskriminasi Kick It Out (KIO), mengatakan bahwa tingkat pelecehan dalam sepak bola Inggris telah “mencapai titik kritis”.
Fofana telah tampil 14 kali di Liga Primer musim ini setelah absen selama tiga bulan karena cedera hamstring.

Leave a Reply