Piala Dunia U-17 2023 – Korea Selatan Gugur Tanpa Satu pun Angka, Mantan Anak Didik Shin Tae-yong Percaya Proses daripada Hasil Akhir
BOCORANSIMAS.COM – Timnas Korea Selatan pulang tanpa satu pun angka dari Piala Dunia U-17 2023, pelatih mereka yang juga eks anak didik Shin Tae-yong, Byun Sung-hwan, lebih percaya proses daripada hasil akhir.
Timnas Korea Selatan menjalani periode terburuk sepanjang sejarah keikutsertaan di Piala Dunia U-17.
Skuad Muda Negeri Ginseng finis sebagai juru kunci klasemen Grup E Piala Dunia U-17 2023.
Kim Myeong-jun dkk menelan 3 kekalahan beruntun.
Masing-masing di derita saat bertemu timnas Amerika Serikat (1-3), Prancis (0-1), dan terbaru dari Burkina Faso (1-2).
Walhasil, timnas U-17 Korea Selatan gagal meraih satu pun angka dan pulang dengan tangan hampa dari Indonesia.
Ini adalah performa terburuk Korsel yang sebelumnya minimal selalu memetik satu kemenangan pada 6 edisi terdahulu.
Bahkan adik-adik kelas Son Heung-min sanggup menembus perempat final Piala Dunia U-17 2019 di Brasil.
Di Indonesia 2023, timnas Korea Selatan menukik drastis dengan masuk klasifikasi peserta terburuk yang gagal meraih satu pun angka selama turnamen.
Mereka senasib dengan Kanada, Kaledonia Baru, Polandia, dan Selandia Baru yang juga selalu kalah di grup masing-masing.
Terkait rapor jeblok ini, pelatih timnas U-17 Korea Selatan, Byun Sung-hwang, ternyata lebih memercayai proses.
Ia menilai posisi tim di turnamen yang di nilai dari hasil akhir tidak penting.
Menurut Byun, hal terpenting adalah anak asuhnya mendapatkan pelajaran dan peluang untuk meningkatkan performanya.
Piala Dunia U-17 Merupakan Proses Pembentukan Tim Muda
Kekalahan cuma bentuk pengorbanan dari keteguhannya menerapkan filosofi taktik di lapangan.
“Saya tak pernah setuju dengan pernyataan bahwa hasil akhir lebih penting daripada perkembangan pemain,” ucapnya kepada awak media, termasuk BolaSport.com, usai kekalahan timnya dari Burkina Faso, Sabtu (18/11/2023).
“Saya selalu lebih menekankan perkembangan pemain.”
“Itulah alasan kenapa kami selalu mencoba memainkan sepak bola menyerang dengan operan-operan pendek.”
“Jika kami cuma berkonsentrasi kepada hasil, kami akan mencoba main bertahan dan menyerang balik.”
“Namun, kalau Anda melihat data, saat kami menghadapi Amerika dan Prancis, soal penguasaan bola atau peluang menembak, kami lebih baik dari mereka,” ujar Byun.
Anak asuhan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, saat masih memperkuat Seongnam FC pada 2011-2012 ini berucap dengan di dukung statistik.
Saat pasukannya di gebuk timnas Amerika Serikat 1-3, mereka unggul jauh dalam penciptaan peluang.
Korsel melepaskan 22 tembakan, sedangkan AS cuma 8 biji.
Adapun saat di kalahkan Prancis 0-1, timnas U-17 Korea Selatan lebih dominan dalam penguasaan bola (53%-47%).
Pada akhirnya, Prancis dan AS menjadi dua kontestan perebut tiket ke 16 besar Piala Dunia U-17 2023.
Dengan kata lain, Byun menuntut pasukannya berani mengambil risiko untuk mempertahankan gaya bermain ofensif walau ujung-ujungnya harus kalah.
“Kami pikir, para pemain saya masih bisa berkembang lebih banyak dari turnamen ini,” ujarnya lagi.
“Saya juga belajar banyak hal dan saya pikir ini akan menjadi momen peningkatan bagi pemain dan saya sendiri.”
“Saya ingin lebih banyak berpartisipasi dalam perkembangan sepak bola Korea,” tutup pria berusia 43 tahun tersebut.