Menuju Final Cuma ‘Modal Dengkul’, Inter Milan Selangkah Menuju Final Liga Champions dengan Pemain Gratisan
SIMASBOLA – Menuju Final Modal Dengkul ;Di tengah semakin meningginya inflasi harga pemain, Inter Milan justru bisa membuktikan jika sukses di Liga Champions tidak selalu harus bermodal skuad mahal. Saat mengalahkan AC Milan di leg pertama babak semifinal pada Kamis (11/05/23) lalu, mereka banyak mengandalkan pemain yang direkrut secara cuma-cuma.
Dua pencetak gol Inter Milan di San Siro kemarin adalah Edin Dzeko dan Hentikh Mkhitaryan yang didatangkan dari AS Roma sebagai free agent dalam jangka dua musim terakhir. Keduanya membuktikan jika umur juga bukan sebuah problem dan dengan gol mereka kini Dzeko dan Mkhitaryan masuk dalam daftar pencetak gol tertua di semifinal Liga Champions sepanjang sejarah.
Tidak cuma itu, para pemberi assist untuk lesakan-lesakan tadi pun menyandang titel sebagai rekrutan gratisan.
Hakan Calhanoglu adalah arsitek gol pertama dengan sepakan pojoknya.
Ia adalah pemain asli didikan akademi Inter Milan. Ia pun juga free agent yang baru datang musim ini dari Ajax Amsterdam.
Starting XI Murah Meriah
Terlepas dari deretan pemain gratisan tadi, Inter Milan tetap melakukan investasi dengan mengeluarkan sejumlah uang untuk mengisi starting XI mereka kontra AC Milan. Namun itu pun jumlahnya sangat minim.
Bagaimana tidak? Hanya ada dua pemain saja yang mereka datangkan dengan banderol di atas 20 juta Euro. Mereka adalah Lautaro Martinez (25 juta Euro) yang memegang ban kapten di San Siro dan Nicolo Barella (32,5 juta Euro).
Cuma ‘Modal Dengkul’, Inter Milan Selangkah Menuju Final Liga Champions dengan Pemain Gratisan
Selangkah Lebih dekat dengan si Kuping Besar
Matteo Darmian lebih murah lagi. Kemudian juga ada Francesco Acerbi. Semua orang pasti tahu jika defender veteran tersebut hanya pemain pinjaman dari Lazio dengan kontrak sampai akhir musim ini saja. Lini belakang makin terlihat murah dengan Alessandro Bastoni juga merupakan pemain akademi.
Toh meski demikian Inter Milan tetap bisa membuktikan jika sukses di Liga Champions tidak melulu harus bermodalkan uang melimpah.