SIMAS BOLA COM Real Madrid menolak untuk kembali dibodohi oleh Kylian Mbappe sehingga mulai mengantisipasi sifat buruk sang pemain pada bursa transfer musim panas 2023.
Kylian Mbappe masih meninggalkan luka sehingga Real Madrid enggan percaya penuh kepadanya.
Real Madrid berada di situasi yang bisa menjebak mereka seperti bursa transfer musim panas tahun lalu.
Saat itu, Kylian Mbappe hampir datang ke Stadion Santiago Bernabeu sebagai striker baru.
Negosiasi sudah memasuki tahap akhir saat Kylian Mbappe berubah pikiran.
Kepindahan tersebut batal terjadi dan membuat suporter Real Madrid berang.
Satu tahun berselang, Mbappe justru menyatakan enggan mengaktifkan perpanjangan kontrak di Paris Saint-Germain.
Situasi ini membuka kesempatan bagi Real Madrid untuk kembali melakukan negosiasi.
Apalagi, Paris Saint-Germain sudah menegaskan bahwa mereka akan menjual Mbappe jika ia enggan memperpanjang kontrak.
Kesempatan sang striker untuk dijual jauh lebih besar daripada tahun lalu.
Namun seperti dilansir BolaSport.com dari Marca, Real Madrid saat ini justru tengah menimbang kemungkinan terburuk.
Klub berjuluk Los Blancos tersebut merasa jika Mbappe tidak akan pergi dalam waktu dekat.
Penyerang asal Prancis tersebut bahkan bisa jadi tetap bertahan di Paris pada musim depan.
Nominal bonus loyalitas Mbappe menjadi penyebab dari asumsi panas ini.
Jika bertahan, Mbappe berpeluang untuk mendapatkan bonus sebesar 200 juta euro (sekitar Rp3,32 triliun).
Jumlah sebesar itu jelas tidak akan dilewatkan begitu saja oleh sang pemain.
Akan tetapi, Mbappe juga harus mau dihadapkan dengan konsekuensi jika bertahan tanpa mau memperpanjang kontrak.
Hukuman yang disediakan klub untuk sang penyerang juga tidak lagi main-main.
Ia bisa dikucilkan dengan menerima fasilitas yang minim meski masuk ke dalam skuad.
Mbappe juga bisa hanya tampil sebagai pemain cadangan sepanjang musim.
PSG memang membelakukan peraturan ketat untuk setiap pemain mereka saat ini.
Les Parisiens sedang mengirimkan pesan kepada setiap pemain yang masih bergabung.
Keberadaan pemain tidak pernah lebih besar dari kedudukan klub sehingga mereka menolak untuk diinjak-injak.