Arsenal masih terjebak di bibir jurang degradasi pada klasemen sementara Liga Inggris.
Arsenal menempati peringkat ke-15 di klasemen sementara Liga Inggris 2020-2021 setelah melakoni 14 pertandingan.
Kekalahan 1-2 di markas Everton, Sabtu (19/12/2020), membuat The Gunners mencatatkan rekor start terburuk dalam 46 tahun terakhir.
Anak asuhan Mikel Arteta baru mengemas 14 angka. cuma unggul 4 keping di atas Burnley, rival penghuni zona merah terdekat di peringkat ke-18
Kondisi itu pun dengan Burnley masih memiliki dua pertandingan lebih sedikit.
Wajar apabila ujaran Arsenal terancam degradasi yang sebelumnya hanya lelucon kini harus d iperhatikan serius oleh Arteta.
Faktanya, The Gunners memang semakin terancam masuk zona merah setelah di hajar Everton.
“Saya tidak begitu yakin (Arsenal akan bertahan di Premier League). Tidak dengan tim seperti saat melawan Everton dan sikap beberapa dari mereka,” kata penyerang legendaris Inggris, Alan Shearer.
“Arteta seharusnya khawatir dengan skuadnya. Ada beberapa pemain di tim yang tidak memberikan segalanya bagi pelatih.”
Arsenal di Bibir Jurang Degradasi
“Arsenal tidak akan bisa mencetak banyak gol dengan bermain seperti itu,” ucapnya, di kutip BolaSport.com dari BBC.
Melemahnya posisi di klasemen membuat wacana soal peluang The Gunners terdegradasi mencuat lagi.
Kata “degradasi” seakan haram bagi klub sebesar Arsenal karena mereka memang tak pernah turun kasta sejak kompetisi terelite Inggris memakai format Premier League pada 1992-1993.
Namun, di masa lalu Arsenal pernah juga mengalami turun kasta dari Liga Utama Inggris menuju level kedua.
Kejadian itu muncul pada musim 1912-1913 tatkala klub masih bernama Woolwich Arsenal.
Tim London Merah finis di dasar klasemen First Di vision dengan catatan 3 kemenangan, 12 kali imbang, dan 23 kali kalah dari 38 partai.
Arsenal baru kembali ke kasta teratas pada 1919-1920 yang merupakan musim pertama pasca-Perang Dunia I.
Setelah itu, mereka tak pernah lagi merasakan yang namanya degradasi dari kompetisi strata tertinggi Liga Inggris.
Jelas Arteta harus membawa timnya meraih lompatan kualitas yang jauh guna menghindari tragedi 107 tahun lampau.
“Kami harus mengumpulkan lebih banyak kemenangan. Anak-anak masih memiliki kepercayaan (untuk bangkit),” ujar Arteta.
“Saat Anda mengalami banyak kekalahan, itu sungguh menyakitkan. Kami harus lebih baik lagi,” ujarnya.