Pembalap Monster Energy Yamaha
Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, sangat kecewa dengan hasil yang di dapat selama sesi practice MotoGP Inggris 2023.
Format baru MotoGP 2023 membuat para pembalap harus berjibaku hanya satu sesi saja untuk menentukan kelolosan langsung ke Q2/kualifikasi 2.
Quartararo gagal finis di 10 besar atau zona hijau pada sesi Practice yang di gelar di Sirkuit Silverstone, Ingggris, Jumat (4/8/2023).
Juara dunia MotoGP musim 2021 itu menyelesaikan sesi latihan di urutan ke-11 dengan catatan 1 menit 59,425 detik.
Untuk kesekian kalinya kekhawatiran Quartararo dengan kapasitas YZR-M1 di trek favoritnya terbukti.
Quartararo merasakan motornya justru semakin pelan di lintasan yang pernah di menanginya pada musim 2021 lalu itu.
“Keseimbangannya tidak bagus, kami tidak bisa membangun cengkeraman,” kata pembalap berusia 24 tahun itu
“Saya berkendara dengan baik di tikungan terakhir, bagus di semua tikungan lainnya.”
“Namun, waktu putaran kami sangat jauh dari yang kami harapkan. Dan kami tidak tahu mengapa, itulah masalahnya.”
“Semua yang saya lakukan di atas motor menghasilkan reaksi yang sangat sensitif, yang membuat saya melakukan lebih banyak kesalahan.”
“Saya mencoba untuk mendorong secara maksimal. Perasaan saya adalah saya satu detik lebih cepat dari tahun lalu, tetapi saya satu detik lebih lambat,” ujar Quartararo.
Situasi semakin sulit saat Quartararo di timnya tak mengetahui masalah apa yang sebenarnya terjadi sehingga membuat motornya kesulitan untuk menembus persaingan.
“Itu membuat saya frustrasi, bukan itu yang saya inginkan. Secara mental, ini adalah kesulitan terbesar ketika kita tidak tahu mengapa kita begitu lambat,” tutur Quartararo.
“Tahun lalu saya sangat cepat di sini, 2021 dan 2019 juga,” imbuh Quartararo.
“Tapi tahun ini saya lambat di semua trek di mana saya biasanya cepat. Yang lain telah membuat langkah maju.”
“Tapi kami bahkan tidak bisa mendekati waktu putaran dari masa lalu. Terakhir kali di Assen dan juga di sini kami memiliki basis yang sama seperti tahun lalu.”
“Kami tidak tahu apa yang harus di lakukan. Dan semua yang kami coba tidak membuatnya lebih baik.”
“Ini tidak bisa menjadi cara untuk berakhir dengan lebih tersesat,” ujar Quartararo.